Revisi UU ITE: 14 Pasal Diubah, Ada Tambahan 5 Aturan
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebut revisi kedua terhadap Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) bakal mengubah 14 pasal dan menambahkan 5 aturan.
"Mengubah 14 pasal eksisting dan penambahan 5 pasal," kata dia kepada awak media di Jakarta, Rabu (22/11).
Budi Arie mengatakan pasal yang diubah meliputi ketentuan soal alat bukti elektronik, perbuatan dilarang, hinhha sertifikasi elektronik.
Sementara itu, kata dia, pasal yang ditambah dalam revisi UU ITE tentang perlindungan anak dalam penyelenggaraan sistem elektronik, kontrak internasional, hingga dorongan bagi pemerintah menciptakan ekosistem digital yang adil serta transparan.
"Perubahan tersebut dilakukan untuk merespons dinamika ruang digital yang ada, serta sebagai bentuk harmonisasi dengan ketentuan KUHP nasional," kata Budi Arie.
Ketua Umum PROJO itu mengatakan revisi memang belum menyinggung perubahan pasal-pasal dalam UU ITE yang memungkinkan terjadinya kriminalisasi.
Budi Arie menyebutkan UU ITE pada prinsipnya memiliki semangat yang baik, meski pelaksanaan terhadap aturan itu yang kurang mulus.
"Upaya koordinasi dan pemantapan pemahaman ketentuan UU ITE akan pemerintah terus lakukan ke seluruh jajaran baik di tingkat pusat dan daerah agar pelaksanaan RUU perubahan kedua UU ITE dapat berjalan seperti yang diharapkan," katanya. (ast/jpnn)
Menkominfo Budi Arie Setiadi menyebut revisi kedua terhadap UU ITE bakal mengubah 14 Pasal dan ada tambahan 5 aturan. Begini penjelasannya.
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan
- Bantah Kriminalisasi Jaksa Jovi, Kejagung Singgung Tuduhan Tak Senonoh soal Nella Marsella
- Bantah Budi Arie, Pramono Anung Tegaskan Tidak Kenal Tersangka T
- Kapolri Sebut Penyidik Kepolisian Bisa Saja Memeriksa Budi Arie di Kasus Judi Online
- Jubir Pramono-Rano Pastikan Pernyataan Menkop Budi Arie Hoaks
- Kejagung Beri Penjelasan Soal Video Viral Terkait Stafsus Budi Arie
- Budi Arie Dituding Pro-Judi Online, Sekjen Projo: Tuduhan Jahat dan Keji